Kelebihan dan Kelemahan Internet of Things


Internet of Things, atau IoT, mengacu pada miliaran perangkat fisik  di seluruh dunia yang sekarang terhubung ke internet, mengumpulkan dan berbagi data. Berkat prosesor murah dan jaringan nirkabel, itu mungkin untuk mengubah apa saja, dari pil untuk pesawat terbang , menjadi bagian dari IOT. 

Arsitektur sistem ini akan didasarkan pada konteks operasi dan proses dalam skenario real timeSemuanya bekerja secara otomatis, di rumah setiap kotak saklar listrik akan terhubung dengan ponsel pintar atau remote sehingga itu bisa dioperasikan dari jarak jauh.Tapi skenario seperti itu tidak perlu prosesor dan perangkat penyimpanan dipasang di setiap kotak saklar. Hanya dibutuhkan sensor untuk menangkap sinyal dan proses itu. Jadi arsitektur sistem ini bervariasi tergantung pada konteks penerapannya (Sureshet, 2014).

Mulai Pengertian hingga penerapannya di Indonesia, Internet of Things (IoT) ternyata memiliki beberapa kelebihan serta kelemahan. Berikut adalah kelebihan dan kelemahan dari IoT yang diambil dari beberapa sumber:

Kelebihan dan Kekurangan Internet of things (IoT)
Kelebihan
a.      Internet of Things memungkinkan peningkatan layanan di beberapa sektor fundamental ekonomi. Sebagai contoh di lingkungan perumahan, integrasi smart device yang terkoneksi internet akan membantu meningkatkan keamanan perumahan melalui monitoring jarak jauh.
b.      Memenuhi kebutuhan pelanggan yang memerlukan model distribusi global dan layanan global yang konsisten. Sebagai contoh kita dapat mengetahui perilaku masyarakat tentang pasaran suatu produk.
c.       Perilaku perangkat dan aplikasi akan menempatkan tuntutan baru dan berbeda-beda pada jaringan selular.
d.      Menghubungkan benda mati dengan benda hidup. Sebagai contoh, pelacakan sapi proyek di Essex menggunakan data yang dikumpulkan dari radio posisi Tag untuk memantau sapi dari penyakit dan melacak perilaku kawanan sapi tersebut.
e.      Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan sensor. Benda-benda fisik yang sedang terhubung akan memiliki satu atau lebih sensor. Setiap sensor akan memantau kondisi tertentu seperti lokasi, getaran, gerak, dan suhu. Dalam IoT, sensor ini akan terhubung satu sama lain dan sistem yang dapat memahami atau menyajikan informasi dari data feed sensor. Sensor ini akan memberikan informasi baru untuk sistem perusahaan dan orang-orang (http://www.cisco.com/c/dam/en_us/solutions/trends/iot/introduction_to_IoT_november.pdf)
f.        Dapat mempermudah kita untuk mengendalikan beberapa hal yang terkoneksi dengan handphone kita, misalnya mematikan dan menghidupkan mesin motor hanya dengan sekali ketuk melalui handphone kita.
g.      Melacak barang-barang kita yang hilang, maksudnya adalah semisal motor kita (yang telah kita pasang suatu sensor yang terkoneksi  dengan Handphone kita melalui internet) tiba-tiba hilang dicuri, maka kita dapat melacaknya menggunakan GPS.
Kelemahan
a.      Perangkat Internet of Things (IoT) memiliki sistem keamanan yang masih sangat lemah dan mudah untuk diretas.
b.      Biaya yang diperlukan dalam pengembangan dan menyiapkan keamanan yang baik sangat memerlukan biaya yang sangat besar dan mahal.
c.       Bahaya yang mengancam terhadap kehiduapan. Sebagai contoh, mengunci pintu terhubung ke Internet dapat digunakan untuk memantau ketika seseorang memasuki atau meninggalkan rumah mereka.
d.      Privasi dalam kehidupan kita menjadi terganggu, karena kemungkinan sistem IoT terhubung langsung dengan internet 
e.      Jika jaringan internet terganggu, maka IoT tidak dapat digunakan seperti biasanya, sehingga sangat diperlukan koneksi internet yang baik juga.
f.        Penggunaan IoT ini cukup rumit dan sulit untuk dipahami bagi orang-orang awam, sehingga diperlukan berbagai sosialisasi dan penyederhanaan proses IoT ini agar mudah dipahami.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Internet of Things mempunyai kelebihan maupun kekurangan dalam penggunaannya masing-masing. hal ini dapat disikapi dengan bijak dalam penggunaannya yang dapat membantu pekerjaan manusia tersebut.

Sumber:






1 komentar:

Penerapan Internet of Things di Indonesia



            Setelah dijelaskan pengertian dari Internet of Things atau IoT ini pada postingan sebelumnya, atau klik disini. Kini tren Internet of Things (IoT) secara perlahan makin diminati oleh pengembang di Indonesia untuk mengusung berbagai jenis layanan. Mulai dari perusahaan (khususnya Telco) hingga pengembang di universitas mulai merumuskan berbagai ide penerapan teknologi IoT dalam berbagai kebutuhan. Banyak produk-produk yang telah dibuat dan mempunyai fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda, produk-produk berbasis IoT ini mulai dipasarkan dan diujicobakan di pasar teknologi tanah air. Beberapa produk bahkan saat ini sudah siap pakai dan diujikan.

Berikut ini adalah daftar inisiatif pengembangan produk IoT di Indonesia yang mulai meramaikan pangsa pasar teknologi dan bisnis yang telah diambil dari beberapa sumber:

1. Cubeacon


Cubeacon dikembangkan di Surabaya dan di Jepang


            Produk teknologi yang diusung Cubeacon memudahkan para pedagang untuk dapat memantau aktivitas para pelanggan mereka melalui smartphone. Dengan perangkat tersebut, para pedagang dapat memantau pergerakan dari para pelanggan mereka melalui aplikasi yang terpasang pada smartphone sang pelanggan.
          Perangkat Cubeacon tersebut memiliki bentuk menyerupai sebuah kubus kecil dan memanfaatkan konektivitas bluetooth untuk dapat tersambung dengan beragam perangkat elektronik. Setiap satu paket pembelian produk Cubeacon ini berisi tiga buah Beacon dan sebuah baterai terpisah.


2. eFishery


      eFishery adalah alat pemberi pakan ikan otomatis. Alat ini tidak hanya mengotomatisasi pemberian pakan secara terjadwal dengan dosis yang tepat, tetapi juga mencatat setiap pemberian pakan secara real-time. Pengguna dapat mengakses data pemberian pakan kapan pun dan di mana pun . Tidak ada lagi masalah over-feeding, pemberian pakan ikan yang tidak teratur atau pakan yang diselewengkan. Secara spesifik, eFishery berusaha membantu peternak ikan dan udang, karena biasanya pemberian makan ikan menguasai antara 50 hingga 80 persen biaya operasi peternakan ikan.

           eFishery juga dikenal sebagai startup yang sering memenangkan berbagai kompetisi startup tingkat global.  Model bisnis eFishery adalah menjual alat pemberi pakan pintar kepada peternak dan distributor. Lebih jauh, seperti halnya konsultan, mereka juga mendapatkan penghasilan dari biaya langganan pemakaian piranti lunak untuk memonitor dan menganalisis aktivitas pemberian pakan ikan secara real time di smartphone atau tablet tiap bulannya. Mereka mengklaim secara rata-rata optimasi yang dilakukan mengurangi jumlah makanan yang digunakan hingga sebesar 21 persen.


3. YuBox


YuBox merupakan sebuah solusi terintegrasi berbasis Wi-Fi dari XL Axiata yang bisa menjadi media penyebaran berbagai jenis informasi, seperti iklan, konten aplikasi, video atau musik. YuBox bekerja dengan memanfaatkan jaringan data XL dan platform aplikasi yang terhubung dengan perangkat WiFi Router. Saat YuBox diaktifkan di lokasi yang telah ditetapkan, pengguna mobile dapat mengakses browser atau Internet secara otomatis tanpa memerlukan proses otentikasi. Selanjutnya landing page, konten berita, promo dan hiburan lainnya dapat diakses oleh pengguna secara online maupun offline.

Sumber:

0 komentar:

Internet of Things (IoT)







Internet sekarang sudah semakin canggih dan sangat membumi di seluruh negara, karena kelebihan-kelebihan yang terdapat dalam gadget tersebut membuat seluruh masyarakat menjadi tertarik untuk memiliki telekomunikasi itu. Namun masih belum canggih bila masih ada hal-hal lain yang sebenarnya sederhana tapi terkadang sering terlupakan karena hal tersebut masih dilakukan dengan cara manual. Oleh karena itu dicetuskanlah sebuah sistem yang bernama Internet of Things yang mana sistem ini membantu manusia dalam melakukan hal hal kecil secara otomatis.
Untuk pertama kali, istilah "Internet of Things" secara luas dikreditkan ke Kevin Ashton, dia mengindikasikan bahwa dia menciptakan istilah pada tahun 1999 ketika di Proctor & Gamble, tetapi tidak lepas landas hingga tahun 2009 dengan sebuah artikel di RFID Journal. Pada tingkat yang sangat dasar, "Internet of Things" berarti perangkat yang dapat merasakan aspek dunia nyata - seperti suhu, pencahayaan, ada atau tidak adanya orang atau benda, dll. Sebagian besar data di Internet diproduksi dan dikonsumsi oleh orang-orang (teks, audio, video), namun jika semakin banyak informasi yang akan diproduksi dan dikonsumsi oleh mesin, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup kita.



Apa itu Internet of Things?
Internet of Things, atau IoT adalah suatu sistem yang mengacu pada miliaran perangkat fisik di seluruh dunia yang sekarang terhubung ke internet, yang dapat mengumpulkan dan berbagi data. Hampir semua objek fisik dapat diubah menjadi perangkat IoT jika dapat terhubung ke internet dan dikendalikan dengan cara itu.
Menurut Casagras (Coordinator and support action for global RFID-related activities and standadisation) mendefinisikan IoT sebagai sebuah infrastruktur jaringan global, yang menghubungkan benda-benda fisik dan virtual melalui eksploitasi data capture dan kemampuan komunikasi. Infrastruktur terdiri dari jaringan yang telah ada dan internet berikut pengembangan jaringannya. Semua ini akan menawarkan identifikasi obyek, sensor dan kemampuan koneksi sebagai dasar untuk pengembangan layanan dan aplikasi ko-operatif yang independen. Ia juga ditandai dengan tingkat otonom data capture yang tinggi, event transfer, konektivitas jaringan dan interoperabilitas.

Bola lampu yang dapat dinyalakan menggunakan aplikasi dari ponsel adalah salah satu bentuk perangkat IoT. Dapat dilihat contoh lain seperti sensor gerak di kantor, lampu jalan yang terhubung, ataupun AC yang sekarang dapat dinyalakan atau dimatikan dengan sistem IoT.
Secara umum dan sederhana salah satu contoh cara kerja sistem IoT adalah pada pengunci pintu otomatis. Pertama kita mengirim pesan melalui smartphone, kemudian pesan diterima perangkat IOT. Setelah itu perangkat IOT memberikan perintah untuk modul selonoid doorlock/servo, kemudian kunci bergerak dan pintu pun terkunci.
Kepopuleran IoT dengan cepat merangkul seluruh masyarakat dan memiliki potensi untuk memberdayakan dan memajukan hampir setiap individu dan bisnis. Ini menciptakan peluang luar biasa bagi perusahaan untuk mengembangkan layanan dan produk baru yang akan menawarkan peningkatan kenyamanan dan kepuasan kepada konsumen mereka.
Manajemen mobilitas perusahaan adalah contoh dampak perangkat IoT yang berkembang pesat. Contohnya saja seperti : gambar lingkungan medis di mana setiap instrumen di ruangan-ruangan terhubung ke jaringan untuk mengirimkan data pasien yang dikumpulkan melalui sensor. Contoh dalam industri seperti pertanian : jika setiap hewan dilacak secara digital untuk memantau lokasi, kesehatan, dan perilakunya. Kemungkinan IoT tidak terbatas, dan begitu juga jumlah perangkat yang dapat bermanifestasi.
Namun, terlepas dari peluang IoT, ada banyak risiko yang harus dihadapi. Setiap perangkat yang dapat terhubung ke Internet memiliki sistem operasi tertanam yang digunakan dalam firmware-nya. Karena sistem operasi tertanam sering tidak dirancang dengan keamanan sebagai pertimbangan utama, ada kerentanan yang hadir di hampir semuanya. Lihat saja jumlah malware yang menargetkan perangkat berbasis Android saat ini. Ancaman serupa kemungkinan akan berkembang biak di antara perangkat IoT ketika mereka menangkapnya.

0 komentar:

Argo Parahyangan Ekonomi? Bagaimana rasanya ya?

Hai.. pembaca setia blog ku yang udah setia baca-baca blog ku yang Ramdom ini. wkwk

Oke kali ini aku bakal ngebahas soal salah satu kereta kelas ekonomi, tapi.... ada embel-embel rasa eksekutif. Yaps. sesuai dengan judul postinganku kali ini, kita bakal ngebahas soalkelas ekonomi yang ada di kereta Argo parahyangan relasi Gambir- Bandung. Yaps. Kereta Gopar (sebutan untuk argo parahyangan) memiliki kelas baru sekarang ini yakni kelas ekonomi.

Lantas apa yang membedakan ekonomi gopar dengan ekonomi kereta lainnya?

Bedanya adalah:
1. Tempat duduk di kereta ekonomi gopar tidak berhadapan kaya kereta ekonomi lainnya. Gampangannya hadap depan semua lah ya, tapi yaaa.. untuk lebih jelasnya, nanti saya cantumkan video rekan saya yg udah naik kereta ekonomi gopar ini.
2. Nyaman, ber-AC, ada TV nya
3. Harganya lumayan cuma sekitar 80-90 rb untuk rute sekali jalan Gambir-Bandung
4. Meskipun kelasnya ekonomi, tetapi dia tidak melayani rute dari atau ke stasiun pasar senen, tetapi melayani rute dari dan ke stasiun Gambir. Jadi yang mau naik kereta ekonomi ini, naiknya atau turunnya di Gambir.

Nah, bagi kamu yang domisili, kerja atau berkuliah di Jakarta, dan ingin pergi atau pulang kampung ke Bandung, bisa untuk mencoba kereta gopar kelas ekonomi ini. Kelas ekonomi tapi rasa eksekutif.
Sekian postingan kali ini, semoga bermanfaat. Wassalamualaikum wr.wb

Video Pengalaman Mencoba Kereta Ekonomi Argo Parahyangan:



0 komentar: